Thursday, June 23, 2016

Ergonomi Perkantoran



Halooooo teman – teman semua. Sudah cukup lama kami tidak mengupdate informasi lagi di blog ini. Sekarang kami hadir untuk membahas mengenai ergonomi perkantoran. Apasih maksudnya ? ergonomi perkantoran yaitu aspek – aspek ergonomi yang perlu kita perhatikan di dalam kantor. Nah pembahasan kali ini kami akan memberikan tujuan ergonomi perkantoran, situasi perkantoran, permasalahan yang ada pada ergonomi perkantoran dan aspek ergonomi perkantoran. Nah penasaran kan dengan pembahasan kami??? Yuk berikut pembahasannya....
Tujuan diperlukan ergonomi perkantoran ini adalah
a. Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir dengan lancar.  Dengan penataan ruang kantor yang baik dan benar maka kegiatan atau pekrjaan yang dilakukan oleh karyawan akan lebih berjalan dengan baik dan efisien.
b. Segenap ruang dipergunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan.  Ruangan di tata sesuai dengan kebutuhan agar tidak terjadi gerakan yang tidak diperlukan dan tidak bernilai tambah.
c. Memberikan kesehatan,keamanan dan kepuasan kerja pegawai dapat terpelihara. Kita dapat membuat pekerja nyaman seperti memberikan kursi yang ergonomis untuk bekerja,  selalu menjaga keamanan dalam bekerja. Dari hal tersebut kerja pegawai akan semakin baik.
d. Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan. Dengan penataan ruang yang baik, pengawasan dapat dilakukan dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan juga.
e. Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan yang baik tentang organisasi itu. Susunan organisasi pada perusahaan atau kantor tersusun secara baik dan efisien.
f. Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah sewaktu-waktu diperlukan. Susunan tempat kerja yabg fleksibel lebih memudahkan kita.
h. Memisahkan pekerjaan yang berbunyi keras, gaduh, dan mengganggu dari  pekerjaan yang sunyi dan tidak mengganggu. Menata ruang pekerjaan yang berbunyi keras agar kedap suara dan tidak mengganggu pekerja lain yang memerlukan konsentrasi.
(The Liang Gie, 2000:188-189)
Baik teman – teman , untuk sub bab kedua yaitu situasi perkantoran . Pada situasi perkantoran dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bentuk ruang kantor dan aspek lingkungan yang perlu diperhatikan seperti cahaya, warna, udara, suara dan budaya.Bentuk  ruang kantor yang tepat dan dapat disesuaikan dengan situasi pekerjaan dan kenyamanan pekerja.
Bentuk ruang kantor yang pertama adalah konsep tata ruang kantor tertutup. Merupakan tata ruang kantor dimana masing-masing orang atau divisi dalam kantor dipisahkan melalui sekat-sekat maupun tembok sehingga ruang kerja terdiri dari kamar-kamar privat untuk melakukan berbagai aktivitas pekerjaannya. Konsep tata ruang seperti ini dapat memberikan kentungan maupun kerugian. Untuk keuntungannya yaitu memberikan privasi yang tinggi sehingga pekerjaan yang bersifat rahasia dapat terjamin kerahasiaanya;ruang kerja masing-masing divisi dapat dibedakan, dapat menjaga status masing-masing jabatan, dan terpeliharanya kewibawaan pimpinan. Disamping itu memiliki kerugian, seperti karena adanya sekat pembatas, menyebabkan komunikasi antar pegawai tidak dapat dilakukan secara langsung; kondisi kantor yang tertutup dapat mempersulit pengawasan. Bentuk ruang kantor yang kedua adalah tata ruang kantor terbuka. Ruangan kerja yang didalamnya terdapat banyak karyawan maupun divisi kerja yang tidak dipisahkan oleh pembatas apapun sehingga ruang kerja terlihat cukup luas. Ruang kerja seperti ini biasanya karyawan dapat menempati satu meja khusus. Keuntungan dari tata ruang kantor seperti ini adalah Lebih fleksibel jika suatu saat dibutuhkan perubahan tata ruang; komunikasi antar karyawan bisa lebih mudah karena tidak ada pembatas; dapat dilakukan penyeragaman kerja dan mempermudah dalam pembagian peralatan kerja. Disamping itu, tata ruang terbuka juga memiliki banyak kerugian seperti para karyawan lebih sulit untuk fokus dalam melakukan pekerjaannya; kondisi kantor bisa terlihat kurang rapi jika banyak tumpukan berkas yang tidak ditata dengan baik; dan suasana kerja berpotensi gaduh dan bising karena masing-masing orang bisa ngobrol dan bersenda gurau. Tata ruang kantor yang berikutnya adalah tata ruang kantor berparonama . Bagaimana ya maksudnya ??? oke kami akan beri penjelasannya heheehhehe. Tata ruang kantor berparonama yaitu ruang kerja yang dihiasi oleh berbagai elemen hias untuk mempercantik ruangan kantor. Beberapa elemen hias ini bisa berupa tanaman hidup, tanaman sintetis, maupun bahan dekorasi lain seperti kain, sterofoam. Keuntungan tata ruang kantor seperti ini yaitu seperti suasana kerja dalam kantor lebih nyaman sehingga para pegawai lebih betah dalam kantor; suasana yang nyaman dapat meminimalisir ketegangan syaraf dalam bekerja; dapat menghindari kebisingan dan kegaduhan saat bekerja. Beberapa kerugian yang mungkin terjadi jika menggunakan tata ruang kantor ini adalah membutuhkan biaya yang besar untuk mendesain dan membuat dekorasinya dan biaya pemeliharaan cukup tinggi. 

Dan yang terakhir adalah tata ruang terakhir yaitu tata ruang kantor bersekat / terpisah. (Mills dan Standingford,1984) yaitu tata ruang kantor yang diberi sekat-sekat dengan ukuran yang bervariatif untuk suatu bidang, bagian, subbagian atau seksi atau beberapa pegawai  dengan ruang yang terpisah.
Selain bentuk ruang kantor yang diperhatikan untuk kenyamanan dan keamanan untuk para pekerja, kita juga perlu memperhatikan faktor eksternal yang akan ditimbulkan,seperti cahaya, udara, warna, suara dan faktor internal yaitu budaya. Faktor internal yang pertama adalah cahaya. Dalam ruang kantor, pencahayaan yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan ruangan harus diupayakan sedemikian rupa dan perlengkapan   penerangan lampu disetiap ruangan harus terawat dengan baik. Hal ini karena dapat menurunkan resiko rusaknya peralatan dan kecelakaan pada diri pegawai, seperti : terkena listrik, terpotong oleh cutter atau gunting. Cahaya  penerangan buatan manusia terbagi 4 (empat) yaitu :  cahaya langsung seperti lampu-lampu, cahaya setengah langsung biasanya dibuat penopang lampu dengan kaca, cahaya setengah tak langsung dan  cahaya tak langsung. Penerangan lampu yang terbaik adalah cahaya tak langsung   karena akan memelihara kesejukan mata. Lalu faktor yang kedua adalah warna. warna merupakan faktor yang penting untuk memperbesar efisiensi kerja pegawai, karena warna akan mempengaruhi kondisi jiwa mereka. Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruang dan alat alat lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara. Menurut penelitian warna-warna yang digunakan dengan gedung perkantoran yaitu : 88% warna putih, 88% campuran warna putih dan hijau, 83 % warna abu-abu
81 % warna gading. Udara merupakan faktor ketiga yang perlu diperhatikan dalam menata tata ruang kantor. Manfaat pemasangan sistem yang dapat menjaga kondisi udara yang baik dan stabil akan lebih berharga dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan. Secara teori, apabila tingkat kenyamanan pegawai ditingkatkan, maka tingkat produktivitas akan meningkat dan efesiensi dapat dimaksimalkan. Faktor berikutnya adalah suara. Untuk mengatasi suara yang sering mengurangi efesiensi kerja pegawai, hendaknya diperhatikan letak alat alat kantor. Usaha lain yang dapat dijalankan dalam kamar yang memakai alat gaduh ialah pada langit langit atau dinding. Langit-langit atau dinding disarankan untuk memakai lapisan penyerap suara atau membuat kedap suara. Faktor yang terakhir dari faktor internal adalah budaya. Mengapa ya teman teman budaya ??? yuk kita simak ...  Budaya adalah perilaku, tindak – tanduk, kebiasaan, serta komunikasi yang dilakukan oleh para pekerja. Misal : ramah, masuk tepat waktu, rapi dalam bekerja. Budaya ini terbentuk seiring berjalannya waktu dalam kebersamaan dalam kantor.


Pada subab ketiga yaitu permasalahan ergonomi yang terjadi di kantor . Apa saja ya ? berikut ulasannya.
       Penerapan ergonomi di tempat kerja, seperti di kantor, bertujuan agar pekerja atau karyawan saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif, dan sejahtera. Munculnya ergonomi perkantoran didasari oleh permasalahan yang sering muncul di lingkungan kerja. Permasalahan yang dialami pekerja di kantor tersebut antara lain dalam hal penempatan display. Terkadang, suatu perusahaan dalam memilih perabotan atau merancang suatu tempat kerja, kurang memperhatikan faktor kesesuaian alat atau perabot dengan manusianya. Padahal hal tersebut sangatlah penting untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja serta meningkatkan performa dalam bekerja. Penempatan layar monitor yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari si pekerja, terlalu jauh dari pandangan si pekerja, dan layar monitor yang tertutup atau menutupi benda atau peralatan lain sehingga si pekerja butuh aktivitas ekstra, seperti menyingkirkan benda yang menutupi terlebih dahulu agar dapat melihat layar dengan jelas merupakan salah satu contohnya. Belum lagi si pekerja merasa silau dari lampu di ruangan atau sinar matahari yang masuk melalui jendela. Hal-hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan dan bisa juga menimbulan gangguan mata serta tingkat kelelahan mata meningkat. Padahal sebagian besar kegiatan pekerja di kantor adalah duduk di belakang komputer. Contoh lainnya seperti penempatan mouse yang kurang sesuai, misalnya terlalu jauh dari jangkauan tangan si pekerja sehingga pekerja tersebut perlu meregangkan tangan untuk meraihnya, tinggi kursi yang terlalu tinggi atau rendah alias ketinggian kursi tidak sesuai dengan ketinggian meja yang digunakan juga kursi tidak nyaman, misal tidak ada sandaran dan berbahan kayu sehingga si pekerja merasa lelah dan tidak nyaman duduk berlama-lama. Perangkat keras dan lunak yang digunakan juga bisa menjadi penyebab permasalahan yang timbul di ruang lingkup ergonomi perkantoran karena dapat menyebabkan kebingungan juga ketidaksesuaian dengan tugas yang dikerjakan.
            Permasalahan yang muncul di ruang lingkup ergonomi perkantoran tidak hanya itu saja. Ada kalanya pekerja di kantor melakukan kegiatan fisik seperti memindahkan berkas dari ruangan satu ke ruangan yang lain atau memindahkan kardus berisi tumpukan file misal dalam rangka untuk dirapikan. Kegiatan fisik ini bila dilakukan berulang kali dengan beban yang berat atau besar bisa menimbulkan masalah pada kesehatan fisik si pekerja, misalkan nyeri punggung.
            Secara psikis juga bisa memunculkan masalah. Pekerja yang stres karena tuntutan kerja terlalu tinggi misalnya pekerja di bidang customer service harus mendapatkan pelanggan baru dengan target 10 orang per minggunya. Contoh lain misal persaingan yang ketat antar-pekerja untuk mendapatkan kenaikan jabatan. Dari stres bisa menimbulkan penyakit dan terganggulah pekerjaan si pekerja tersebut. Daya ingat dan kemampuan berpikir juga menurun sehingga tidak bisa secara maksimal.
            Mekanisme kerja yang baik sangat dibutuhkan oleh pekerja di kantor. Bila pengaturan jam kerja atau shift tidak sesuai tentu meningkatkan kelelahan. Disamping itu, si pekerja sendiri jadi enggan sehingga tidak betah lalu mengunurkan diri atau bagi yang hendak melamar pun akan berpikir dua kali untuk bekerja di kantor itu. Sesungguhnya sesuatu yang melewati batas normal itu tidak baik karena manusia punya keterbatasan dan harus dimaklumi. Bila ingin mencapai pendapatan yang tinggi, pelanggan yang banyak, target perusahaan tercapai dsb hendaknya merancang tempat kerja dan sistem kerja yang sesuai dengan manusia, dalam hal ini berarti pekerja kantornya.
Nah sampai juga kita di pembahasan yang terakhir yaitu aspek ergonomi dalam perkantoran. Yuk disimak lebih lanjut. Dalam suatu pekerjaan, banyak sekali keluhan-keluhan yang dialami oleh para pegawai ketika melakukan pekerjaan seperti masalah pada sikap kerja, pengorganisasian kerja, dll. Untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan pada pegawai ketika bekerja, maka diperlukan aspek-aspek ergonomi di tempat kerja.  Berikut ini akan dijelaskan mengenai aspek ergonomi dalam perkantoran. Aspek ergonomi yang perlu diperhatikan pada pengorganisasian kerja, yaitu  Menghindari sikap tubuh membungkuk atau tidak alamiah. Sikap tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot statis dirasakan paling nyaman. Selain itu juga harus menghindari posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke samping harus dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi ketepatan ketrampilan aktivitas tangan. Dan juga selalu diusahakan bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja dengan duduk dan berdiri silih berganti juga dianjurkan.
Aspek berikutnya yaitu memperhatikan bentuk dan posisi bangku atau meja kerja. Untuk posisi bangku atau meja dalam perkantoran, tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan mudah dengan jarak optimal dan sikap duduk yang enak.
Selain itu pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus ditempatkan sedemikian pada meja atau bangku kerja. Topangan-topangan tersebut harus diberi bahan lembut dan dapat di stel, sehingga sesuai bagi pemakainya.
Selanjutnya yaitu sikap  kerja. Pada sikap kerja yang perlu diperhatikan yaitu tempat duduk, meja kerja dan luas pandangan. Tempat duduk dibuat untuk mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah. Untuk meja kerja, tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada saat bekerja. Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata adalah 0-30° vertical kebawah, dan 0-50° horizontal ke kanan dan ke kiri.
            Berikutnya yaitu proses kerja.  dalam melakukan pekerjaan, para pekerja diharapkan dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Untuk tata letak tempat kerja, displaynya harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata. Yang terakhir, untuk mengangkat beban, beban diusahakan menekan otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
Sekian ulasan dari kami mengenai ergonomi perkantoran. Semoga bermanfaat untuk teman – teman yang sudah membaca. Terimakasih duah berkunjung pada blog kami ini J

Sources:

http://atin-kuliahku.blogspot.co.id/2012/05/makalah-masalah-ergonomi-di-tempat.htmlhttp://yodasuryapringga8.blogspot.co.id/2015/01/literatur-review-pengaruh-tata-ruang.html 
google images



Wednesday, March 23, 2016

Antropometri

Salam Engineer,

Halooo kawan “Seputar Teknik Industri”. Sekarang topik bahasan kita saat ini mengenai antropometri. Apakah kalian pernah mendengarnya? Antropometri merupakan salah satu materi dalam mata kuliah Ergonomi. Yuk kita baca lebih lengkap apa itu Antropometri dan bagaimana hubungannya dengan Teknik Industri.


       Antropometri berasal dari dua kata yaitu “anthro” yang artinya manusia dan “metri” yang artinya ukuran. Jadi bisa diartikan bahwa Antropometri adalah sebuah ilmu yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. (Wignjosoebroto, 2008)
Data antropometri dalam teknik industri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia. Ada beberapa hal yang dapat terjadi pada manusia saat bekerja jika tidak menerapkan ilmu antropometri ini. Sebagai contoh, adanya operator yang bekerja didepan komputer setiap hari dengan posisi mata tidak sejajar dengan layar serta jarak pandang yang tidak sesuai sehingga akan mengalami sakit mata atau sakit punggung.


Untuk menghindari masalah-masalah tersebut, dalam merancang suatu produk sebaiknya menggunakan ketiga prinsip dalam antropometri ini, yaitu:

1.  Prinsip perancangan bagi individu dengan ukuran ekstrim
Prinsip ini digunakan ketika kita ingin merancang sebuah fasilitas kerja dengan melihat data maksimum dan minimum para pekerja tersebut agar fasilitas ini bisa digunakan oleh sebagian pekerja yang membutuhkannya.
Contoh: Mengatur tinggi tempat duduk sesuai dengan panjang kaki orang pendek, mengatur lebar tempat duduk sesuai dengan lebar pinggul orang gemuk, mengatur tinggi pintu sesuai dengan orang tinggi.

2.  Prinsip perancangan yang bisa disesuaikan
Prinsip ini digunakan untuk merancang sebuah fasilitas yang disesuaikan oleh kondisi lingkungan dan pekerja yang membutuhkan fasilitas itu, agar semua pekerja yang memerlukan fasilitas tersebut dapat menggunakannya dengan nyaman.
Contoh: Kursi pengemudi mobil yang bisa diatur maju mundur dan kemiringan sandarannya, tinggi  kursi sekretaris atau tinggi permukaan mejanya.

3.  Prinsip perancangan dengan ukuran rata – rata.
Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi daripada untungnya artinya hanya sebagian kecil dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan jika fasilitas tersebut dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan tidak layak karena mahal harganya. Sehingga pada prinsip ketiga ini menggunakan ukuran rata – rata tubuh manusia.
Contoh: Pada perancangan mainan anak-anak maka hanya menggunakan rata-rata dari ukuran dimensi tubuh anak-anak.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM2Zw1OYAs6UqG9aiBkjTC7l7EyJFM47r5av-AJffagag9V0l-8_vtSVHPDE9J26IEKnZp3xizsS8luxgT-61VmqVAPmh_GmZVIX41zLrB0Jkin9w72vkwToo-aSMHbo2h4fpYOkhwFnI/s320/aNTROPOMETRI+DUDUK.png
Dalam pengukuran posisi tubuh manusia dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:


a.     Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension)
Pengukuran ini dilakukan dalam posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/ panjang lutut pada saat berdiri/ duduk, panjang lengan dan sebagainya.



b. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimension)
Pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan pekerjaannya.

      Selanjutnya, untuk jenis pengukuran antropometri sendiri ada 2, yaitu pengukuran secara langsung atau konvensional dan pengukuran secara digital. Untuk alat ukur antropometri ada antropometer, segmometer, pita meteran, kursi antropometri, campbell caliper 20, campbell caliper 10, dan timbangan.
Dalam hal pengukuran, banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Umur
Dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring dengan bertambahnya usia manusia. Penggolongan usia terdiri dalam beberapa kelompok, seperti balita,  anak - anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia.

2.      Jenis kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki dan perempuan berbeda. Umumnya ukuran tubuh laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan, kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti lingkaran dada dan pinggul.

3.      Suku/etnis
Berbedanya karakteristik fisik tiap etnis dapat menjadi penyebab berbedanya ukuran dimensi tubuh manusia.

4.      Postur dan posisi tubuh
Ukuran tubuh akan berbeda dipengaruhi oleh posisi tubuh pada saat akan melakukan aktivitas tertentu.

5.      Pakaian
Pakaian seperti model, jenis bahan, jumlah rangkapan, dan lain-lain yang melekat di tubuh akan menambah dimensi ukuran tubuh manusia. 

6.      Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan mewajibkan adanya persyaratan dalam menyeleksi dimensi tubuh manusia seperti tinggi, berat badan, lingkar perut, dan lain-lain. Seperti untuk buruh dermaga atau pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang relatif besar dibandingkan dengan pegawai kantoran atau mahasiswa.
       
7.      Kehamilan
Faktor kehamilan pada wanita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variabilitas data antropometri yaitu pada bagian tebal perut dan tebal dada. Sehingga, data antropometri     yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk wanita hamil berbeda dengan data antropometri wanita lainnya.

8.      Cacat tubuh secara fisik
Untuk dimensi tinggi siku, tinggi pinggul, tinggi tulang ruas, tinggi ujung jari, dan lain-lain sangatlah berbeda antara orang normal dengan orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sehingga, data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk orang yang cacat tubuh secara fisik berbeda dengan orang normal.


Nah, bagaimana teman – teman apakah sudah cukup jelas penjelasan singkat kami? Semoga apa yang kami bagikan ini bermanfaat bagi kita ya. Terimakasih telah mengunjungi blog kami.

Monday, March 14, 2016

Panca Indera

Salam Engineer,

Haloo kawan…Topik pembahasan kami hari ini mengenai Panca Indera. Bagi para pekerja pabrik, panca indera yang mereka miliki sangatlah penting adanya. Tanpa panca indera, pekerja tidak dapat bekerja dengan maksimal. Nah berikut akan kami bahas lebih dalam mengenai macam panca indera dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan para pekerja.
 Manusia mempunyai struktur dan organ tubuh yang berbeda-beda  secara fungsinya. Dibab sebelumnya kami telah menjelaskan bagian tubuh manusia mengenai sistem tubuh manusia. Seperti yang kita tau, panca indera manusia terdiri dari 5 indera yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, indera pembau, indera pengecap, dan indera perasa. Untuk memahami lebih jauh kajian ergonomi yang berhubungan dengan panca indera, maka kami akan membahas terlebih dahulu mengenai kelima panca indera ini.
            Yang pertama yaitu indera penglihatan atau mata. Cara kerja mata yaitu melalui  Objek -> cahaya -> pupil -> lensa mata -> retina -> ujung-ujung saraf retina -> otak.
Yang kedua yaitu Telinga. Telinga merupakan indera pendengar. Telinga menangkap sinyal informasi dalam bentuk suara atau bunyi. Cara kerja telinga diawali dengan Getaran -> Daun telinga -> lubang telinga -> gendang telinga -> menggetarkan tulang-tulang pendengaran -> tingkap jorong dan rumah siput ikut bergetar -> cairan limfa di dalam rumah siput -> ujung-ujung saraf -> otak.
Yang ketiga adalah hidung. Hidung berfungsi sebagai indera pembau dan jalan pernapasan. Di dalam pintu rongga hidung (bagian depan) terdapat rambut halus dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring udara yang dihirup. Cara kerja hidung : Bau -> rongga hidung -> rangsangan -> diterima oleh ujung-ujung saraf pembau -> otak.
Yang keempat adalah indera pengecap,lidah.  Lidah terletak didalam mulut. Permukaan lidah kasar karena penuh bitil-bintil yang disebut papila. Pada binti-bintil lidah terdapat saraf pengecap. Cara kerja lidah : Makanan / minuman -> mulut -> ke ujung-ujung saraf pengecap -> otak.
Yang terakhir adalah kulit. Kulit terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar tdisebut juga epidermis. Lapisan dalam disebut juga dermis. Lapisan luar tersusun atas dua lapisan, yaitu kulit alpigh lapisan alpighi. Kulit ari tersusun atas sel-sel mati dibawahnya. Cara kerja kulit : Sentuhan -> rangsang -> diterima oleh reseptor kulit -> reseptor ke otak.

Kemampuan panca indera
Setiap indera mempunyai bagian – bagian yang berbeda fungsi, berikut ini kemampuan panca indra pada setiap bagiannya.
Indera penglihatan, mata mempunyai beberapa bagian yang terdiri dari kornea berfungsi meneruskan cahaya yang masuk kedalam mata; iris berfungsi memberikan warna mata dan mengatur perbesaran pupil; pupil berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk; retina berfungsi menangkap cahaya dan kemudian meneruskannya sampai ke saraf mata; saraf mata berfungsi untuk meneruskan rangsangan cahaya yang datang dari retina menuju ke otak.
Indera pendengar (telinga) mempunyai 3 bagian yang terdiri dari telinga luar ( daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar) berfungsi untuk menangkap getaran suara; telinga tengah ( gendang telinga, pendengaran, saluran Eustachius) berfungsi jika ada bunyi yang masuk, gendang telinga dan tulang – tulang pendengaran akan bergetar dan saluran Eustachius akan menghubungkan rongga telinga dan rongga mulut; telinga dalam ( tingkap jorong dan rumah siput) berfungsi untuk meneruskan rangsang suara ke otak.
Didalam Indera pembau (hidung) terdapat saraf pembau. Rangsang bau yang diterima hidung diteruskan ke otak. Terdapat beberapa bagian dari hidung yaitu rambut halus penyaring udara, rambut halus yang peka terhadap bau, kumpulan ujung saraf pembau, dan serat saraf untuk mengirim rangsang bau ke otak.
Indera pengecap (lidah) mempunyai bagian-bagian yang peka terhadap rasa tertentu yaitu ujung lidah peka terhadap rasa manis, samping lidah peka terhadap rasa asin dan asam, Pangkal lidah peka terhadap rasa pahit.

Didalam Indera peraba (kulit) terdapat ujung – ujung saraf peraba, tetapi tidak semua permukaan kulit sama pekanya. Bagian yang paling peka adalah ujung jari dan bibir.

Keterbatasan Panca Indera
Gangguan pada indera pengelihatan terdiri dari rabun jauh, rabun dekat, rabun senja, pterigium, serta astigmatisma. Yang akan kami bahas pertama adalah rabun jauh atau miopi yaitu mata tidak dapat melihat benda dengan jelas bila berada di tempat yang jauh, hal ini dapat di atasi dengan menggunakan kacamata cekung. Sebaliknya rabun dekat atau hipermetropi yaitu mata tidak dapat melihat benda kecil didekatnya, dan dapat diatasi dengan kacamata cembung. Rabun senja adalah gangguan mata yang tidak dapat melihat jelas pada waktu senja hari yang disebabkan kekurangan vitamin A. Tumbuhnya daging pada kornea mata atau yang biasa disebut pterigium disebabkan oleh paparan sinar matahari yang terlalu lama dan iritasi debu yang kronis. Yang terakhir adalah astigmatisma atau yang sering disebut mata silindris, hal ini disebabkan karena ukuran lensa mata atau kornea tidak rata dan dapat ditangani dengan kacamata silindris.
Mata lelah yang dirasakan oleh para pekerja antara lain disebabkan oleh istirahat yang tidak memadai, pola bekerja yang monoton, pola makan, dan fisiologi. Hal seperti ini dapat diatasi dengan istirahat sejenak dan mencuci muka mereka.
Telinga normal manusia mempunyai sensitivitas antara 20 Hz sampai 20000 Hz. Penyebab keterbatasan indera pendengaran pekerja ini disebabkan oleh usia, suara bising yang disebabkan oleh suara mesin, serta penumpukan kotoran pada telinga. Untuk mengatasi hal diatas dapat digunakan peraturan yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor 51 tahun 1999 yaitu nilai ambang batas kebinsingan kerja sebesar 85 dB(A), waktu bekerja tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu, sistem kerja shift, istirahat sejenak, dan menggunakan alat peredam suara.
Bagi Indera Pencium(hidung) dan Pengecap (Lidah) akan sangat peka terhadap debu dan zat kimia, sehingga dapat diatasi dengan perusahaan/pabrik memberikan masker kepada para masing – masing pekerja dan diganti secara berkala agar tetap selalu steril dan tetap menjaga kesehatan para pekerjanya.
Kulit adalah indera dengan tingkat kepekaan tinggi terhadap rasa dingin, panas, tekanan, sentuhan, nyeri atau sakit. Indera yang satu ini, tidak mampu bertahan lama pada suhu yang tinggi maupun rendah serta sensitive terhadap bahan kimia. Maka dari itu, untuk mengatasi kerusakan pada indera peraba, pekerja menggunakan pakaian kerja sesuai ruang lingkup kerja dan menggunakan sarung tangan.

Nah bagaimana teman – teman, sudahkan teman – teman sekalian lebih mengerti manfaat panca indera khususnya bagi para pekerja ? maka dari itu kita wajib menjaga panca indera tersebut. Semoga sedikit informasi ini bermanfaat ya.

Terimakasih.

Sunday, March 6, 2016

Subsistem

Salam Engineer,

Halo teman-teman, pada posting pertama ini kami ingin membagikan sedikit ilmu yang kami peroleh mengenai satu mata kuliah yang penting dalam jurusan Teknik Industri salah satunya Ergonomika. Untuk mengetahui lebih lanjut, kami akan menjelaskan mengenai Ergonomi lebih dalam.
Secara terminologi, Ergonomika berasal dari kata ergon=kerja, nomos=aturan. Jadi, ilmu ergonomika adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan fungsinya, kelelahan, bagaimana menyesuaikan keterbatasan yang dimiliki manusia. Secara umum, subsistem dari ergonomi ada 7, yaitu pernapasan, pencernaan, peredaran darah, penginderaan, kerangka, otot, dan syaraf. Nah kali ini yang akan dibahas mengenai pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah terlebih dahulu.
Sebelumnya, pada pembahasan ini tidak akan mendetail menjelaskan apa saja saluran dan mekanisme dari pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah karena itu semua dipelajari di pelajaran biologi. Yang satu ini lebih pada pandangan dari ergonomi nya.

Dalam kegiatan industri, gangguan pernapaan sering dialami oleh para pekerja salah satu penyebabnya adalah debu. Contohnya dalam industri kayu ada serbuk kayu, dalam industri rokok ada bau tembakau yang menyengat, dalam industri keramik terdapat serpihan keramik. Semua itu akan mengganggu saluran pernapasan. Untuk mengatasi resiko gangguan pernapasan pada pekerja maka hendaknya menggunakan masker dan respirator untuk melindungi dari paparan debu dan gas-gas yang berbahaya serta ventilasi atap agar sirkulasi udara dalam pabrik lancar. Faktor-faktor yang mempengaruhi gejala saluran pernapasan dan gangguan fungsi paru pada pekerja yaitu umur, masa Kerja, status gizi, kebiasaan merokok.

Selanjutnya ada beban kerja berdasarkan kebutuhan kalori (Kepmenaker No.51 th1999) :
·         Beban kerja ringan  : 100-200 Kkal/jam
·         Beban kerja sedang : >200-350 Kkal/jam
·         Beban kerja berat    : >350-500 Kkal/jam

Untuk menyesuaikan kebutuhan kalori pekerja, perusahaan harus memperhatikan asupan kalori bagi pekerja agar seimbang dengan beban kerja yang  ditetapkan oleh Kepmenaker seperti yang diatas. Untuk itu penerapan ergonomi yang dibutuhkan adalah dengan mengatur jadwal makan dan snack bagi pekerja serta mengatur kandungan makanannya. Selain itu fasilitas toilet dan westafel yang bersih juga menunjang kesehatan alat pencernaan secara external.
Pada Sistem Peredaran Darah, penyebab gangguan peredaran darah yaitu getaran yang disebabkan oleh industri pertambangan (pengeboran) dan industri besi (alat gerinda). Misal, ada pekerja yang menggunakan alat gerinda dalam jangka waktu yang panjang maka akan menyebabkan gangguan pada syaraf dan peredaran darah, serta kerusakan pada persendian dan tulang pada tangan. Stress kerja juga dapat menjadi salah penyebab gangguan peredaran darah seperti jantung koroner, dan tekanan darah tinggi.  Varises juga sering dialami oleh pekerja dikarenakan banyak melakukan aktivitas bekerja dengan posisi berdiri atau duduk yang terlalu lama. Udara yang ada dipabrik juga dapat mempengaruhi tekanan darah pekerja menurun karena suhu yang panas. Untuk itu penerapan ergonomi sangat dibutuhkan dalam menangani sistem peredaran darah bagi pekerja, seperti memberikan istirahat untuk melakukan olahraga ringan, menyediakan makanan yang sehat dan bergizi, juga menjaga sirkulasi udara dalam pabrik agar tetap pada suhu yang nyaman saat bekerja.
Pada intinya, perusahaan harus memperhatikan kondisi pabrik dan kesehatan pekerja agar pekerja lebih nyaman dalam bekerja dan kegiatan produksi pun berjalan dengan lancar.
Sekian sedikit informasi ini kami bagikan untuk teman – teman semua, semoga dapat memberikan gambaran pada kalian mengenai ergonomi lebih dalam. 

Merci